Ruang lingkup manajemen sangat luas. Ia bisa dianalogikan sebagai otak, yaitu tempat di mana semua dirancang agar tujuan tercapai. Dalam konteks bisnis, salah satu jenis manajemen tersebut tidak lain adalah manajemen pembelanjaan.
Ada pertanyaan yang harus dijawab sebelum bicara tentang manajemen pembelanjaan. Pertanyaan tersebut adalah: Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembelanjaan? Lalu, apa yang dimaksud dengan pembelanjaan perusahaan?
Dasar-dasar Pembelanjaan Perusah
Download File: https://urlca.com/2vDNrl
Jika merujuk pengertian umum yang disediakan oleh KBBI, maka pembelanjaan hanya terkait dengan proses, cara, atau perbuatan membelanjakan atau mengeluarkan uang. Definisi ini memang tidak keliru, hanya saja kurang lengkap.
Dalam Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (2014), disebutkan bahwa pembelanjaan awalnya justru tentang usaha mendapatkan dana. Dalam perkembangannya barulah pembelanjaan dititikberatkan pada penggunaan dana.
Fungsi pertama dari manajemen pembelanjaan adalah menghitung berapa dana yang dibutuhkan. Juga siapa yang berwenang mengambil keputusan dalam pendanaan dan kapan perencanaan pendanaan harus dilakukan.
Untuk mendapatkan dana, perusahaan tidak boleh sembarangan. Ia harus selalu mengacu pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Pahami pula konsekuensinya masing-masing (misalnya, meminjam memang membuat dana segar tersedia lebih banyak, tapi itu tetap harus dilunasi).
Aktivitas terakhir dari manajemen pembelanjaan adalah menggunakan dana itu sendiri. Lagi-lagi semua harus efektif dan efisien, dalam arti alokasinya harus benar-benar cermat agar mencapai sasaran yang dikehendaki.
Jika manajemen pembelanjaan adalah tentang merencanakan, mengusahakan, dan mengelola dana, maka pembelanjaan itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Pembelanjaan berdasarkan aktivitas mencakup pembelanjaan aktif dan pasif, sementara pembelanjaan berdasarkan sumber dana melingkupi pembelanjaan internal dan eksternal.
Pembelanjaan aktif mudahnya adalah kegiatan perusahaan dalam menggunakan dana untuk dapat berproduksi. Mengutip Manajemen Keuangan I (2004), dana dipakai dalam aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya.
Manajemen pembelanjaan terkait erat dengan pembelanjaan eksternal, yaitu pembelanjaan yang menggunakan sumber atau modal dari luar. Misalnya dana dari investor, kreditur, kepemilikan saham, atau saham baru.
Atas dasar itulah manajemen pembelanjaan wajib ditopang oleh pemanfaatan teknologi terkini. Dan untuk urusan mengelola pembayaran, bagian dari manajemen pembelanjaan, tidak ada yang lebih tepat selain Spenmo.
Mari ambil contoh kasus lain. Sebuah perusahaan membeli banyak perlengkapan di banyak pemasok. Pada waktu yang hampir bersamaan tagihan atau invoice pun berdatangan. Jumlahnya berlembar-lembar sementara staf yang mengurusnya terbatas. Mereka harus melakukan beberapa tahap verifikasi dan membayar satu per satu, yang ringkasnya memakan waktu lama.
Sampai sini kita paham bahwa manajemen pembelanjaan memang bukan sesuatu yang sederhana. Itu mengapa ada manajer khusus yang pasti dibayar tinggi dan merupakan jabatan yang cukup mentereng. Bersama dengan kewenangan yang besar ada tanggung jawab yang besar, begitu ungkapan terkenal dari sebuah film.
Chusnul , Arifin (2010) Efisiensi Peramalan Penjualan Sebagai Dasar Perencanaan Produksi (Studi komparasi antara metode dekomposisi dengan metode peramalan perusahaan) Pada PT. Varia Usaha Beton di Gresik. Undergraduate thesis, UPN "Veteran" Jatim.
Galih , Sasmita (2010) PENGARUH VARIABEL EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEN PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM. (Studi pada perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI). Undergraduate thesis, UPN "Veteran" Jatim. 2ff7e9595c
Comments